NAMA : WISNU LINGGO FRANJAYA
NPM : E1I013010
PRODI : ILMU KELAUTAN
MK : DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH
SEJARAH PENGINDERAAN JAUH
Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) yang tugas dan fungsinya pada Kepres no. 18 tahun
1974 yang mencakup penelitian, pengembangan dan pemanfaatan bidang penginderaan
jauh, serta pengembangan bank data penginderaan jauh nasional dan pelayanannya,
memulai penggunaan satelit pemantau bumi (Earth observation satellite) di
Indonesia pada tahun 1984 dengan mendirikannya stasiun bumi untuk satelit
Landsat di Pekayon, Jakarta Timur(Winarso, 2014).
Secara kelembagaan dibentuk Kedeputian Pengideraan Jauh,
yang diarahkan untuk mendukung pembangunan nasional melalui penyediaan data,
informasi, pendidikan dan konsultasi sehingga dapat digunakan untuk menunjang
peningkatan produksi pertanian, kehutanan, perikanan, tata kota dan lingkungan
hidup.
Kedeputian Penginderaan Jauh mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan di bidang pengembangan dan pemanfaatan penginderaan jauh,
serta pengembangan bank data penginderaan jauh nasional, dan melaksanakan
kerjasama teknis serta pemasyarakatan dalam bidang penginderaan jauh.
Satelit Landsat digunakan mempunyai ketinggian orbit 700
km dengan inklinasi orbit 98.2o. Stasiun bumi yang dibangun mempunyai antenna
penerima berdiameter 10 m yang beroperasi pada frekwensi X –Band. Selain itu di
Pekayon didirikan pula stasiun bumi bagi satelit cuaca NOAA yang mempunyai
ketinggian orbit 833 km dengan inklinasi orbit 98.8 o. Satelit ini beroperasi
pada frekwensi L-band.
LAPAN mengoperasikan stasiun bumi penginderaan Jauh
hingga operasional pelayanan kepada pengguna data satelit penginderaan Jauh.
Stasiun Bumi Inderaja adalah stasiun penerima/perekam data satelit penginderaan
Jauh, berdasarkan dengan kategori satelitnya stasiun bumi penginderaan Jauh
dibagi menjadi dua yaitu Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Cuaca, yaitu yang
melakukan perekaman satelit cuaca dan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Sumber
Daya Alam, yaitu melakukan perekaman satelit penginderaan jauh sumber daya
alam. Kategori satelit cuaca adalah satelit dengan resolusi rendah (1 pixel
> 1000 km) atau coverage pengamatan yang luas atau seluruh bumi dan
mempunyai instrument untuk mengamati radiasi bumi yang berhubungan dengan cuaca
seperti mengukur atmospheric temperature, humidity, ozone and cloud images sebagai
parameter pengamatan cuaca, contoh satelit ini adalah NOAA. Satelit Sumber Daya
Alam adalah satelit penginderaan jauh yang mempunyai instrument atau sensor
untuk pengukuran band-band frekuensi atau multi spektral yang dapat digunakan
untuk mengamati permukaan tanah bumi dan klasifikasi penggunaannya, contoh
satelit ini adalah Landsat. Dikarenakan satelit penginderaan jauh punya feature
untuk monitoring dan pengukuran sehingga pada saat akusisi data satelit akan
diusahakan mengikuti matahari sehingga sudut pantulan matahari diharapkan sama
dengan akusisi sebelumnya sehingga hasil pengukuran dapat dibandingkan
dikarenakan enviromen pengukurannya dapat
dibandingkan, selain itu hasil pengukuran tersebut juga harus dapat dikalibrasi
baik itu secara radiometrik maupun secara panoramik atau geometrik sehingga
diharapkan spacecraft yang digunakan untuk mengangkut sensor penginderaan jauh
dapat mengenarte data-data untuk keperluan kalibrasi tersebut (Winarso, 2014).
LAPAN berkaitan dengan tugas fungsi penginderaan jauh
bertanggung jawab melaksanakan operasional dan maintennace perekaman atau
akusisi data satelit, pengolahan data, archiving atau pengarsipan (bank data),
reproduksi data hingga distribusi data penginderaan jauh. Pada tahun 1993 kedeputian ini menambah
stasiun bumi di Parepare dan kemampuan unutuk menerima satelit Landsat 5 dan
SPOT 2. Satelit SPOT mempunyai ketinggian orbit 830 km dengan inklinasi orbit
98.7o. Dengan berakhirnya masa operasi Landsat 5 dan SPOT 2, sejak tahun 2003,
dioperasikan satelit Landsat 7 dan SPOT 4. Stasiun bumi Parepare secara
geografis terletak hampir di tengah wilayah Indonesia sehingga diharapkan
coverage perekamannya dapat meliputi seluruh Indonesia. Sementara stasiun bumi
yang dibangun mempunyai koordinat geodetic pada 119.38.59 E dan 03.58.41 S,
antenna penerima berdiameter 10 m yang beroperasi pada frekwensi 8082, 8212,
8253 dan 8342 MHz.
Pada kurun waktu yang sama, LAPAN juga mendirikan stasiun
bumi pengamat cuaca di Indonesia Timur dengan membuat stasiun bumi bagi satelit
NOAA di pulau Biak (Winarso,2014).
Stasiun bumi penginderaan Jauh LAPANberoperasi dengan
moda menerima data secara pasif dari satelit, sehingga tidak ada uplink sinyal
atau data dari stasiun bumi. Proses akusisi untuk satelit di atas dilakukan
secara real time saat satlit melewati coverage penerimaan stasiun bumi, dan,
karena satelit yang digunakan mempunyai orbit rendah, durasi penerimaan
rata-rata selama 20 menit dan sehari rata-rata 2 kali pass.
Referensi :
Winarso, G. 2014. Aplikasi
Penginderaan Jauh Untuk Mendukung Program Kemaritiman. Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh. LAPAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar