Selasa, 04 Oktober 2016

SEJARAH PENGINDERAAN JAUH

KUIS 3
NAMA : WISNU LINGGO FRANJAYA

NPM    : E1I013010
PRODI : ILMU KELAUTAN
MK      : DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH

SEJARAH PENGINDERAAN JAUH


     Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang tugas dan fungsinya pada Kepres no. 18 tahun 1974 yang mencakup penelitian, pengembangan dan pemanfaatan bidang penginderaan jauh, serta pengembangan bank data penginderaan jauh nasional dan pelayanannya, memulai penggunaan satelit pemantau bumi (Earth observation satellite) di Indonesia pada tahun 1984 dengan mendirikannya stasiun bumi untuk satelit Landsat di Pekayon, Jakarta Timur(Winarso, 2014).
   Secara kelembagaan dibentuk Kedeputian Pengideraan Jauh, yang diarahkan untuk mendukung pembangunan nasional melalui penyediaan data, informasi, pendidikan dan konsultasi sehingga dapat digunakan untuk menunjang peningkatan produksi pertanian, kehutanan, perikanan, tata kota dan lingkungan hidup.
     Kedeputian Penginderaan Jauh mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang pengembangan dan pemanfaatan penginderaan jauh, serta pengembangan bank data penginderaan jauh nasional, dan melaksanakan kerjasama teknis serta pemasyarakatan dalam bidang penginderaan jauh.
     Satelit Landsat digunakan mempunyai ketinggian orbit 700 km dengan inklinasi orbit 98.2o. Stasiun bumi yang dibangun mempunyai antenna penerima berdiameter 10 m yang beroperasi pada frekwensi X –Band. Selain itu di Pekayon didirikan pula stasiun bumi bagi satelit cuaca NOAA yang mempunyai ketinggian orbit 833 km dengan inklinasi orbit 98.8 o. Satelit ini beroperasi pada frekwensi L-band.
     LAPAN mengoperasikan stasiun bumi penginderaan Jauh hingga operasional pelayanan kepada pengguna data satelit penginderaan Jauh. Stasiun Bumi Inderaja adalah stasiun penerima/perekam data satelit penginderaan Jauh, berdasarkan dengan kategori satelitnya stasiun bumi penginderaan Jauh dibagi menjadi dua yaitu Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Cuaca, yaitu yang melakukan perekaman satelit cuaca dan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam, yaitu melakukan perekaman satelit penginderaan jauh sumber daya alam. Kategori satelit cuaca adalah satelit dengan resolusi rendah (1 pixel > 1000 km) atau coverage pengamatan yang luas atau seluruh bumi dan mempunyai instrument untuk mengamati radiasi bumi yang berhubungan dengan cuaca seperti mengukur atmospheric temperature, humidity, ozone and cloud images sebagai parameter pengamatan cuaca, contoh satelit ini adalah NOAA. Satelit Sumber Daya Alam adalah satelit penginderaan jauh yang mempunyai instrument atau sensor untuk pengukuran band-band frekuensi atau multi spektral yang dapat digunakan untuk mengamati permukaan tanah bumi dan klasifikasi penggunaannya, contoh satelit ini adalah Landsat. Dikarenakan satelit penginderaan jauh punya feature untuk monitoring dan pengukuran sehingga pada saat akusisi data satelit akan diusahakan mengikuti matahari sehingga sudut pantulan matahari diharapkan sama dengan akusisi sebelumnya sehingga hasil pengukuran dapat dibandingkan dikarenakan enviromen pengukurannya dapat dibandingkan, selain itu hasil pengukuran tersebut juga harus dapat dikalibrasi baik itu secara radiometrik maupun secara panoramik atau geometrik sehingga diharapkan spacecraft yang digunakan untuk mengangkut sensor penginderaan jauh dapat mengenarte data-data untuk keperluan kalibrasi tersebut (Winarso, 2014).
     LAPAN berkaitan dengan tugas fungsi penginderaan jauh bertanggung jawab melaksanakan operasional dan maintennace perekaman atau akusisi data satelit, pengolahan data, archiving atau pengarsipan (bank data), reproduksi data hingga distribusi data penginderaan jauh.     Pada tahun 1993 kedeputian ini menambah stasiun bumi di Parepare dan kemampuan unutuk menerima satelit Landsat 5 dan SPOT 2. Satelit SPOT mempunyai ketinggian orbit 830 km dengan inklinasi orbit 98.7o. Dengan berakhirnya masa operasi Landsat 5 dan SPOT 2, sejak tahun 2003, dioperasikan satelit Landsat 7 dan SPOT 4. Stasiun bumi Parepare secara geografis terletak hampir di tengah wilayah Indonesia sehingga diharapkan coverage perekamannya dapat meliputi seluruh Indonesia. Sementara stasiun bumi yang dibangun mempunyai koordinat geodetic pada 119.38.59 E dan 03.58.41 S, antenna penerima berdiameter 10 m yang beroperasi pada frekwensi 8082, 8212, 8253 dan 8342 MHz.
     Pada kurun waktu yang sama, LAPAN juga mendirikan stasiun bumi pengamat cuaca di Indonesia Timur dengan membuat stasiun bumi bagi satelit NOAA di pulau Biak (Winarso,2014).
     Stasiun bumi penginderaan Jauh LAPANberoperasi dengan moda menerima data secara pasif dari satelit, sehingga tidak ada uplink sinyal atau data dari stasiun bumi. Proses akusisi untuk satelit di atas dilakukan secara real time saat satlit melewati coverage penerimaan stasiun bumi, dan, karena satelit yang digunakan mempunyai orbit rendah, durasi penerimaan rata-rata selama 20 menit dan sehari rata-rata 2 kali pass.

Referensi :
Winarso, G. 2014. Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Mendukung Program Kemaritiman. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh. LAPAN
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar